Jejak Sang Prilaku

Belakangan ini banyak sekali kasus hukum yang diungkap. Mulai dari kasus korupsi, kasus suap, kasus narkoba, kasus menghilangkan nyawa orang lain, serta kasus-kasus lainnya yang masih banyak lagi.

Ada yang diperkarakan dalam tindak perdata dan ada juga yang terkena tindak pidana. Dengan menelusuri jejak-jejaknya maka nampaklah kesalahannya. Tabir yang dahulunya gelap kini mulai berangsur terang. Prilaku salah tetap akan mengarah kepada kesalahan, yang akhirnya akan memperoleh ganjaran yang setimpal yaitu hukuman untuk mempertanggung jawabkan prilakunya yang menyimpang.

Selesaikah jika pelakunya telah dihukum? Iya, hanya perkaranya. Tapi apakah kasus-kasus hukum dan perkara serupa tidak muncul lagi? Tanya kenapa??? Ini yang lebih penting sebenarnya.

Singkatnya, jika kasus-kasus serupa bisa muncul kembali atau tidak berkurang atau malahan justru bertambah. Maka, inilah suatu indikasi bahwa hukum kita sedang berjalan di tempat, hukum kita sedang sakit, hukum kita sedang lemah dan tidak berdaya, oleh karenaya banyak orang yang berani melanggar hukum yang semestinya dipatuhi, dihormati dan dijunjung tinggi oleh masyarakatnya sebagai moral bangsa yang beradab dan berkebudayaan luhur.

Lalu apa hubungannya dengan Jejak Sang Prilaku? Jawabnya singkat saja, prilaku baik akan selalu mengarah kepada kebaikan dan prilaku buruk akan selalu mengarah kepada keburukan. Kalau mau digunakan LoA juga bisa dan lebih jelasnya baca juga Quantum Ikhlas penulis Erbe Sentanu. Oke, selanjutnya saya kutip beberapa ayat yang berkaitan dengan masalah diatas:

Azzumar ayat 51. "Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. Dan orang-orang yang zalim di antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat melepaskan diri".

An-nisa ayat 111. "Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

Fushshilat ayat 46. "Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya".

Di akhir artikel ini saya sudahi dengan sebuah ayat yang berbunyi: ”Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (Asy-syams ayat 9-10). Selamat membersihkan jiwa, semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung disisi-Nya. Amin.

BOOKSearch: BEST SELLER BOOKS AND HOT NEW RELEASES? monggo :) KLIK DISINI (:   ««  Cara mudah cari referensi pustaka

Related Post



0 Komentar:

Posting Komentar

 
 

POPULAR Detak Hidup

KOMEN Detak Hidup

BACA Detak Hidup

 

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner