Mengawali kesadaran berdaya upaya dalam mencapai tujuan adalah binniah. Niat bisa diartikan sebagai qosdu syai'an muktaronan bi filihi yang terjemahnya adalah berkehendak kepada suatu hal atau pekerjaan dengan diiringi melakukannya.
Setiap perbuatan pada intinya dilandasi oleh tuntutan kesadaran dan bukan paksaan. Dan setiap perbuatan memiliki dasar yang kokoh yaitu niat, karena dengan niatlah suatu perbuatan dapat terlihat jelas peruntukkannya, dan akan kemana sampainya? Kepada Allah dan Rasulullah atau sampai kepada yang lainnya. Sebagaimana sabda-Nya:
Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai niat, dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa hijrahnya didasari (niat) karena Allah dan Rasulullah maka hijrahnya akan sampai diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan barang siapa hijrahnya didasari (niat) karena kekayaan dunia yang akan didapat atau karena perempuan yang akan dikawin, maka hijrahnya terhenti (tertolak) pada apa yang ia hijrah kepadanya”. (Hadist riwayat Bukhari Muslim).
Kesadaran akan niat dan mengarahkannya dengan lurus begitu amat penting untuk memperjelas perbedaan mana yang baik menurut nafsu, dan mana yang baik menurut Allah. Karena perilaku yang tidak lurus atau lalai tidak karena Allah akan berakibat pada rusaknya nilai ibadah. Seperti orang shalat yang shalatnya terhalang oleh ingin dilihat orang (ria), dan terjebak oleh liarnya pikiran. Seperti yang termaktub dalam Al-qur’an: “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, orang-orang yang lalai dari shalatnya dan orang-orang yang berbuat riya” (al-Maaun: 4-6)
Menyadari Arah Kesadaran
BOOKSearch: BEST SELLER BOOKS AND HOT NEW RELEASES? monggo :) KLIK DISINI (: «« Cara mudah cari referensi pustaka
0 Komentar:
Posting Komentar